Banyak orang mengira gulai dan tengkleng adalah makanan yang sama. Walaupun keduanya mirip, tapi makanan dengan bahan utama daging kambing ini memiliki sejumlah perbedaan. Tengkleng merupakan salah satu kuliner khas Solo, Jawa Tengah. Biasanya, gulai tengkleng disantap bersama dengan sate kambing dan tongseng.
Sementara itu, gulai adalah makanan yang berasal dari daerah Sumatra. Meski begitu, gulai kambing juga sering ditemukan di warung-warung sate khas Jawa.
Menjajaki Perbedaan Gulai dan Tengkleng
Mulai dari sejarah, bahan utama, hingga proses memasaknya, terdapat beberapa hal yang menjadi pembeda antara gulai dan tengkleng.
1. Sejarah
Gulai dan tengkleng memiliki sejarah dan asal muasal yang cukup berbeda. Gulai sendiri merupakan wujud akulturasi kuliner dari India dan Timur Tengah, dengan sajian khas mereka yaitu kari. Tidak heran, gulai disebut-sebut sebagai karinya Indonesia.
Terdapat teori bahwa gulai pertama kali masuk ke Indonesia di abad ke-16 melalui Kota Minangkabau. Kota tersebut sering disambangi oleh pedagang asing, yang memberikan pengaruh kuliner Nusantara dengan berbagai paduan bumbu dan rempah.
Sementara itu, tengkleng memiliki sejarah yang lebih memilukan. Diawali pada zaman penjajahan Jepang, banyak rakyat miskin yang kesulitan makan. Daging kambing pun hanya bisa dinikmati oleh orang-orang kelas atas. Sementara rakyat kecil hanya bisa menikmati sisa tulang dan jeroan.
Tidak hilang akal, mereka mengolah tulang dan jeroan dengan berbagai bumbu dan rempah sehingga tetap nikmat untuk disantap.
Ada dua teori mengenai asal mula nama tengkleng. Ada yang menyebut bahwa tengkleng berarti tulang dalam bahasa Jawa. Ada pula yang mengatakan bahwa nama tengkleng berasal dari bunyi “tek…tek…” dan “kleng…kleng…” ketika menuangkan tulang ke atas piring.
2. Bahan Utama
Tidak hanya menggunakan daging kambing, banyak juga variasi gulai lainnya di Indonesia, terutama dalam menu masakan Padang. Sebut saja gulai ayam, gulai nangka, gulai tunjang, gulai otak, hingga gulai kepala ikan.
Sementara itu, tengkleng menggunakan tulang, iga, jeroan, hingga kaki kambing sebagai bahan utamanya. Meski didominasi oleh tulang, tapi masih terdapat daging-daging menempel yang bisa kita nikmati. Terdapat sensasi tersendiri ketika menggerogoti tulang-tulang, yang membuat makanan ini disukai banyak orang.
3. Rasa dan Tekstur Kuah
Meski sekilas keduanya tampak sama, tapi gulai dan tengkleng memiliki rasa dan tekstur kuah yang sedikit berbeda. Sementara gulai memiliki kuah yang lebih kental dan pekat karena menggunakan santan yang lebih banyak, kuah tengkleng lebih encer dan sedikit berminyak. Karena bahan utamanya adalah tulang yang dimasak bersama dengan kuah, maka rasa tengkleng pun cenderung lebih gurih.
4. Bumbu yang Digunakan
Terdapat beberapa bumbu dan rempah berbeda yang digunakan dalam proses memasak gulai dan tengkleng.
Ketika memasak gulai, bumbu yang digunakan adalah ketumbar, kunyit, lengkuas, jahe, serai, daun jeruk, jintan, dan santan.
Sementara itu, untuk membuat tengkleng, bumbu yang biasa dipakai adalah bawang merah, bawang putih, lengkuas, jahe, cabai rawit, kecap manis, dan gula merah.
5. Proses Memasak
Proses memasak gulai dan tengkleng memiliki sedikit perbedaan dalam hal durasi. Tulang, iga, dan jeroan di tengkleng biasanya sudah dimasak sebelumnya, sehingga memasak tengkleng membutuhkan waktu yang lebih singkat.
Sementara itu, memasak gulai membutuhkan waktu yang lebih lama, agar bumbu dapat meresap dengan sempurna ke dalam daging dan mendapatkan kuah yang kental.
Gulai dan tengkleng menjadi bukti bahwa Indonesia kaya akan keanekaragaman kuliner terutama sajian olahan daging kambing. Tertarik menyantap gulai, tengkleng, dan sate kambing untuk menu makan hari ini?