Kawan Puan, pernahkah kamu merasa cemas dan takut saat melihat kalender, mengingat tugas menumpuk namun waktu kerja berkurang? Jika iya, bisa jadi kamu mengalami kondisi psikologi yang dinamakan meeting overload . Kondisi ini kerap dihadapi oleh para pekerja yang bekerja dari rumah atau remote .
Melansir dari , kondisi ini membuat 56 persen pekerja merasa kinerja mereka menurun akibat banyak waktu yang dihabiskan untuk rapat online. The National Bureau of Economic Research mengatakan bahwajumlah pertemuan online per orang meningkat 12,9% sejak pandemi. Bahkan sebuah survey melaporkan 83 persen rapat yang terlalu sering, menjadi pembunuh produktivitas pekerja kantor nomor satu di Amerika Serikat.
Ternyata kondisi ini dapat berdampak negatif bagi para pekerja. Berikut dampak negatif dari meeting overload berdasarkan rangkuman PARAPUAN dari berbagai sumber: Dalam kasus ini, rapat yang berlebihan jelas bukanlah hal yang efektif dan produktif jika dilakukan berlebihan.
Lalu, bagaimana cara mengatasinya jika mengalami kondisi ini? Buatlah perencanaan terlebih dahulu dan diskusi dengan rekan kerja untuk mengetahui apa tujuan, konteks, dan urgensi rapat diadakan. Tanyakan pendapat mereka mengenai rapat yang akan diadakan.
Perhatikan juga beban berat apa yang dialami rekan kerja jika rapat diselenggarakan. Selain itu, pertimbangkan apakah rapat tersebut efektif untuk diadakan atau tidak. Jika kamu seorang pemimpin, hormati waktu luang yang para pekerja miliki untuk istirahat.
Jangan mengganggunya dengan "mumpung ada waktu luang" malah mengajak rapat. Pasalnya waktu luang untuk beristirahat memiliki manfaat mengisi daya energi pekerja sehingga meningkat produktifitas. Sebagai pekerja, kamu punya hak untuk berkata tidak untuk rapat.
Jika kamu rasa rapat dilakukan sebulan beberapa kali lebih efektif dibanding dilakukan setiap hari, sampaikan kepada rekan kerjamu. Kamu juga boleh menyampaikan hari hari tertentu dimana tidak ingin ada rapat sama sekali. Setelah membaca artikel ini, apakah Kawan Puan pernah mengalami kondisi meeting overload ? (*)
Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.